Antara agama dan rasionalitas
Dilema ketika membahas sebuah isu terkait LGBT, dalam nash
agama yang saya anut, apabila kejadian LGBT terulang kembali seperti saat zaman
nabi luth, azab yang ditimpakan Alloh SWT adalah untuk semua kaum, tidak
seperti kisah Fir’aun yang mana hanya Fir’aun dan pengikutnya yang tertimpa
azab atas perbuatannya. Sedangkan logika kaum individual/rasionalis sekarang
adalah “Selama penganut LGBT itu tidak merugikan kita, yasudah tidak usah
dipermasalahkan.” dua statement dalam
agama dan rasionalis sangat bertentangan.
Yang dikhawatirkan sebagai penganut islam adalah ketika
logika kaum rasionalis diterima oleh masyarakat, akan terjadi pembiaran
terhadap LGBT itu sendiri, yang mana selama tidak merugikan diri kita sebagai
individu, ya biarlah.. padahal dalam Al-Qur’an sudah tertera jelas akan ada
azab bagi suatu kaum kalau melakukan hal yang sama seperti kaum nabi Luth.
Logika kaum rasionalis juga mengatakan bahwa dalam al-quran
kan terdapat ...diciptakan berpasang-pasang, nah kan tidak ada klasifikasi
berpasang-pasang antara laki-laki dan perempuan kan? Berarti bisa laki-laki
dengan laki-laki. Nah, disini juga ada logika lain bahwa pertumbuhan penduduk
yang sangat pesat membuat orang elite menjadi resah karena terjadi berbagai
kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia. Maka, untuk mengurangi kepadatan
penduduk bagaimanana caranya? dengan menciptakan wacana menjadi legal LGBT agar
tidak terjadi kelahiran.
Hufttt aku harus bagaimana menyikapinya? Harus bagaimana
pula kontribusiku agar kesadaran masyarakat kembali seperti zaman kejayaan
islam? Apakah ada kemungkinan bahwa agama tidak akan menjadi pedoman lagi dalam
berkehidupan? Seperti yang dianut oleh kaum qadariyah yang menjunjung tinggi
nilai manusia, sehingga dalam hidup ini tidak ada Tuhan karena manusia lah
pemegang kehidupannya masing-masing? Tunjukilah hamba jalan yang lurus, jalan
yang bisa meluruskan orang lain juga ya Alloh SWT, menurut jalan yang Engkau ridhoi..
Komentar
Posting Komentar