"Mencari Guru tak Berbayar sulit sekali"
Ungkapan dr pak Rudi founding fathernya SABS(Sekolah Alam Bengawan Solo)
Profesi Guru tidak sama dengan Pegawai. Perlu lebih menghayati peran guru adalah sebagai pembimbing dan penyalur kefahaman bagi anak didiknya.
Pendidikan Formal yg kaku, duduk di kursi dan mengantuk di meja merupakan hal mainstream bagi pak Rudi.
Melihat berbagai permasalahan pendidikan di negeri ini menjadikan beliau resah, esensi mengajar era ini tak lagi memahamkan "ilmu" kepada anak didik.
Asal sudah terpenuhi kewajibannya mengajar dalam kelas, sudah kelar tanggung jawabnya. Apakah tepat seperti itu?
Sebuah tindakan yabg berani telah dilakukan pak Rudi dan teman perjuangannya utk membangun dan mempertahankan apa yg dianggap baik dan bermanfaat yaitu SABS.
Di SABS anak-anak dan Guru begitu cair seperti layaknya seorang adik dan kakak, tidak lagi malu bertanya, tidak lagi takut bertanya karena dianggap kurang bermutu. semua sama-sama belajar, satu sama lain saling menghargai pendapat dan usaha anak lain.
Anak-anak belajar berbagi dan peduli dengan orang lain-adanya social project Bedah Rumah, anak-anak dibantu walinya membuat karya yg bisa dijual dan menghasilkan uang utk membantu tetangga yg rumahnya masih terbilang kurang layak. Anak SD kelas 4 sudah bisa berpikir utk membantu orang lain, bayangkan ! sunggu Moral value yerbangun sejak dini.
Di SABS tidak ada upacara selayaknya pendidikan formal lain. "esensi dr upacara apa?" , "nasionalisme" tapi apakah setelah upacara selesai siswa terus berjiwa nasionalis dg duduk di kelas yg cenderung melatih anak dr segi kognitif?? kurang, karena segi kognitif juga harus tetap ada dlm tumbuh kembang anak. tapi program SABS adalah anak duduk berbaris selayaknya anak lain upacara bendera, mereka dipantik berpendapat terkait nilai-nilai Pancasila. bagaimana kita adil kepada sesama, menjaga persatuan dg adanya perbedaan dll, anak SABS sangat jauuh mempelajari kehidupan nyata.
Semangat Membangun Negeri lewat Pendidikan !!
Komentar
Posting Komentar