Ramadhan Jelajah Hati Ustadz Syatori

BERBUAT SEBAIK-BAIK YANG KITA YAKINI, TANPA RAGU. MENERIMA SEGALA HASIL DENGAN BERHUSNUDZON KEPADA ALLOH SWT WALAU ITU PAHIT.

Hidup ini harus dijalani dengan kepastian, tidak ada keraguan. Tugas kita adalah berbuat (sebaik yang kita yakini kebaikannya). Setelah itu kita pasrahkan kepada Alloh SWT apapun hasil dari kebaikan yang telah dilakukan(walau itu pahit).

Kisah petani miskin, beliau tidak memiliki kekayan yang bernilai. Satu-satunya kekayaan yang dia punya adalah kuda. Suatu saat ada orang kaya yang ingin membeli kuda itu dengan harga yang seandainya disetujui, petani itu akan kaya raya. Tetapi petani ini menolak, “saya tidak berniat untuk menjual kuda tersebut”. Beliau memutuskan dengan pasti. Sampai pada akhirnya orang kaya itu tidak adi membeli. Apa yang terjadi?

Keesokan harinya, kuda petani hilang. Dari awal, ketika masyarakat setempat melihat tawaran harga orang kaya itu pasti bilang “Kalau kamu jual kuda itu, kamu pasti sudah kaya, tapi malah kamu tolak”, terlebih ketika mengetahui bahwa esok harinya kuda hilang. Masyarakat setempat menciir petani itu. “ Tuh kan, tau gitu kamu jual kudanya malah sudah kaya kamu, lah sekarang? Sudah hilang kudamu” ketika kudanya hilang, petani lapang. Ketika dicibirpun, petani tidak down atau tidak meng”iya”kan. “ iya.. ya..harusnya saya jual saja kuda saya” kalu seperti itu, yang akan muncul adalah “andaikan.. andaikan...

Beberapa hari kemudian, kuda itu pulang. Ada 5 ekor kuda mengikutinya. Zaman itu, daerah yang masih ada kuda liar, cara untuk mendapatkan kuda liar tersebut bukan ketika kita menemukankuda liar di hutan, lalu ditangkap, malah kudanya lari dan kita tidak bisa mengejarnya. Dengan cara apa kita endapatkankuda tersebut? Dengan melepas kuda yang kita punya (ibarat orang ya, agar kuda kita yang mengajak mereka datang).

Pada saat itu masyarakat berkomentar “Oh iyaa ya, kalau dijual malah Cuma dapat ratusan juta,tetapi sekarang ada 6 kuda dan bagus bagus pula.
Pada suatu hari, tanpa sepengetahuan Petani, anak kecilnya menaiki kuda. Kuda meringkik dan anak petani terpental. Kakinya patah.

Masyarakat berkomentar lagi “ternyata kuda itu membawa sial. Enak sih kudanya banyak, tapi kalau anaknya jadi sial gitu kan percuma”.

Beberapa tahun kemudian, pemerintah setempat memberlakukan wajib militer bagi seluruh pemuda. Wajib militer memiliki resiko kematian. Anak petani itu  termasuk di dalamnya, ketika di cek pemuda tersebut diketahui kakinya patah sehingga tidak diwajibkan mengikuti wajib militer.
Masyarakat berkomentar lagi “ untung ya bapak.. anaknya tidak ikut wajib miiter , dibanding anak saya yang sehat, diikutkan wajib militer”.

Dari kisah di atas, kita harus membuat keputusan yang tepat untuk hidup kita. Keputusan kita bersumber pada Alloh SWT. Antara kita dengan Alloh SWT. Kalau seseorang memutuskan keputusan tanpa Alloh SWT, berarti dia membuat keputusan itu berdasar hawa nafsu. Standar yang kita putuskan berdasar apa yang Alloh sukai.

Bangun pola pikir,kalau ita sudahmelakukan yang disukai oleh Alloh SWT, apakah ada yang lebih disukai lagi oleh Alloh SWT?  Misalnya dihina orang, sikap kia bagaimana? Apa yang disukai Alloh SWT? Tidak marah. Apa yang lebih Alloh SWT sukai? Memaafkan orang yang menghina. Adakah yang lebih Alloh SWT sukai lagi? Membalasnya dengan kebaikan.  Nah keputusan seperti ini berdasarkan apa yag Alloh SWT suka. 

Komentar